Reksadana menjadi pilihan populer bagi investor pemula karena modal relatif terjangkau dan dikelola oleh manajer investasi profesional. Namun, banyak yang masih bingung membedakan antara reksadana saham dan reksadana obligasi. Artikel ini menjelaskan perbedaan utama, risiko, serta tips memilih produk yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi.
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menempatkan minimal 80% dana kelolaannya pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Performa reksadana ini sangat bergantung pada pergerakan harga saham di pasar.
Cocok untuk: investor berprofil agresif, yang memiliki horizon investasi lebih dari 5 tahun.
Perkiraan imbal hasil: 8–15% per tahun (OJK, 2023).
Risiko: volatilitas tinggi; bisa mengalami koreksi tajam saat pasar bearish.
Contoh kinerja: Beberapa reksadana saham unggulan menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir — misalnya satu produk tercatat tumbuh sekitar 62% selama 5 tahun menurut platform pemantau (Bareksa, 2024) — namun saat pandemi beberapa produk sempat turun hingga ~20% dalam satu tahun.
Reksadana obligasi (atau pendapatan tetap) menempatkan mayoritas dana pada surat utang, baik obligasi pemerintah maupun korporasi. Fluktuasinya lebih kecil dibanding reksadana saham, sehingga cocok bagi investor yang mengutamakan stabilitas.
Cocok untuk: investor konservatif atau moderat, dan horizon 1–3 tahun.
Perkiraan imbal hasil: 6–9% per tahun (Mandiri Investasi, 2024).
Risiko: risiko gagal bayar penerbit dan risiko suku bunga (ketika suku bunga naik, harga obligasi turun).
Contoh kinerja: Beberapa reksadana obligasi hanya mencatat penurunan kecil di masa krisis (mis. turun ~2% saat pandemi) dan cenderung menawarkan pertumbuhan stabil tiap tahun.
| Aspek | Reksadana Saham | Reksadana Obligasi |
|---|---|---|
| Instrumen | Saham (≥80%) | Obligasi / surat utang (≥80%) |
| Risiko | Tinggi | Sedang – Rendah |
| Potensi Return | ~8–15% per tahun | ~6–9% per tahun |
| Jangka Waktu Ideal | > 5 tahun | 1–3 tahun |
| Tujuan | Pertumbuhan modal | Pendapatan tetap / stabilitas |
| Target Investor | Agresif | Konservatif / Moderat |
Bagi pemula, reksadana obligasi umumnya lebih ramah karena volatilitasnya lebih rendah dan memudahkan belajar mekanisme pasar tanpa tekanan fluktuasi besar. Namun, jika pemula memiliki horizon panjang dan toleransi terhadap risiko, reksadana saham bisa menjadi pilihan untuk mengejar pertumbuhan modal jangka panjang.
Rekomendasi praktis (contoh alokasi awal):
Berikut indikator yang sebaiknya dicek sebelum membeli:
Beberapa platform populer dan berizin yang sering direkomendasikan:
Strategi timing yang umum:
Tidak ada jawaban tunggal mana yang terbaik. Pilihan antara reksadana saham dan obligasi harus disesuaikan dengan profil risiko, tujuan investasi, dan jangka waktu yang dimiliki. Kombinasi keduanya melalui diversifikasi sering menjadi solusi paling rasional untuk menyeimbangkan risiko dan imbal hasil.
Catatan: Angka return dan contoh performa produk disampaikan berdasarkan laporan dan ringkasan sumber yang disebutkan di atas. Performa masa lalu bukan jaminan hasil di masa depan. Selalu lakukan riset dan pertimbangkan berunding dengan penasihat keuangan jika perlu.